Ternyata
benar teori yang mengatakan “Pacar pertama, belum tentu cinta pertama” teori
yang mana coba’ :D tapi ini benar-benar terjadi padaku.
Entah
apa yang terjadi padaku, yang jelas dari tadi malam aku tak bisa berfikir sedikitpun,
padahal tugas kuliah sudah menumpuk dan harus di setor senin. Saad aku membaca
kata-kata mesra sang mantan dengan wanitanya di salah satu social media.
Mungkin aku cemburu, ato hanya perasaan emosi sesaat?? Entahlah.. yang pasti
itu membuatku seperti dilempar batu dengan sangat keras, bagaimana rasanya??
Seharusnya
aku realistis dya sudah bukan milikku, tapi perasaan ini tk dapat dibohongi
bahwa rasa sayang itu masih ada. Mungkin tak seperti dulu, tapi masih tersisa…
Mungkin dya bukan pacar pertamaku, tapi entah kenapa aku bilang dya cinta
pertamaku, kenapa bisa demikian?? Hanya Tuhan yang tau, perasaan yang aku
rasakan padanya lebih. Hingga akhirnya aku tak ingin dya pergi dariku, “Terlalu
egois, terlalu mengekang, terlalu cemburu”, itu yang selalu di ucap. Bukan
karena aku tak peduli, itu karena perasaanku yang tak ingin kehilangan dirinya.
Tapi karena sifatku, ternyata itu menjadi bom waktu yang akhirnya meledak, dya
sudah tak betah, dya tak nyaman, dan akhirnya dya tak perduliin semua apa yang
aku bicarakan. Dan akhirnya berakhir sudah semuanya, sudah hampir 2 tahun
ternyata aku masih menyayanginya. Aku hanya wanita yang tak ingin terlihat
lemah didepan dya, aku berusaha sok tegar di semua orang. Yang mereka semua tahu aku sudah bisa
melupakan dya, dengan mencari pasangan baru tentunya. Tapi mereka tidak tahu
bagaimana perasaanku yang sesungguhnya. Kadang aku berfikir untuk merebut dya
kembali padaku, tapi sepertinya dya sudah tenang dan senang dengan hubungannya
yang sekarang. Aku tak ingin merusakknya, biarkan saja perasaan ini kupendam.
Kelak aku yakin juga akan mendapatkan yang terbaik, tapi tidak untuk sekarang..
lebih baik aku sendiri dulu daripada nanti menyakiti orang lain, karena untuk
saad ini perasaan sayang ini masih berhenti di dya. Aku akan tersenyum
melihatmu bahagia, meski dengan orang lain, meski hati ini teriris, meski
setiap mengingatmu aku meneteskan air mata…. Aku kuat, aku sudah dewasa, aku
bukan anak kecil lagi yang selalu ingin mendapatkan apa yang aku suka, aku juga
harus bisa memahami perasaan orang lain.. Dengan bertambahnya usia aku ingin
semua kenangan itu terkubur dalam-dalam… I miss u Dany Affandi :*
*Sedikit
menulis perasaanku, semoga dya tak membaca blogku :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar