Sabtu, 08 Juni 2013

Pacar pertama belum tentu jadi cinta pertama



Ternyata benar teori yang mengatakan “Pacar pertama, belum tentu cinta pertama” teori yang mana coba’ :D tapi ini benar-benar terjadi padaku.
Entah apa yang terjadi padaku, yang jelas dari tadi malam aku tak bisa berfikir sedikitpun, padahal tugas kuliah sudah menumpuk dan harus di setor senin. Saad aku membaca kata-kata mesra sang mantan dengan wanitanya di salah satu social media. Mungkin aku cemburu, ato hanya perasaan emosi sesaat?? Entahlah.. yang pasti itu membuatku seperti dilempar batu dengan sangat keras, bagaimana rasanya??
Seharusnya aku realistis dya sudah bukan milikku, tapi perasaan ini tk dapat dibohongi bahwa rasa sayang itu masih ada. Mungkin tak seperti dulu, tapi masih tersisa… Mungkin dya bukan pacar pertamaku, tapi entah kenapa aku bilang dya cinta pertamaku, kenapa bisa demikian?? Hanya Tuhan yang tau, perasaan yang aku rasakan padanya lebih. Hingga akhirnya aku tak ingin dya pergi dariku, “Terlalu egois, terlalu mengekang, terlalu cemburu”, itu yang selalu di ucap. Bukan karena aku tak peduli, itu karena perasaanku yang tak ingin kehilangan dirinya. Tapi karena sifatku, ternyata itu menjadi bom waktu yang akhirnya meledak, dya sudah tak betah, dya tak nyaman, dan akhirnya dya tak perduliin semua apa yang aku bicarakan. Dan akhirnya berakhir sudah semuanya, sudah hampir 2 tahun ternyata aku masih menyayanginya. Aku hanya wanita yang tak ingin terlihat lemah didepan dya, aku berusaha sok tegar di semua orang.  Yang mereka semua tahu aku sudah bisa melupakan dya, dengan mencari pasangan baru tentunya. Tapi mereka tidak tahu bagaimana perasaanku yang sesungguhnya. Kadang aku berfikir untuk merebut dya kembali padaku, tapi sepertinya dya sudah tenang dan senang dengan hubungannya yang sekarang. Aku tak ingin merusakknya, biarkan saja perasaan ini kupendam. Kelak aku yakin juga akan mendapatkan yang terbaik, tapi tidak untuk sekarang.. lebih baik aku sendiri dulu daripada nanti menyakiti orang lain, karena untuk saad ini perasaan sayang ini masih berhenti di dya. Aku akan tersenyum melihatmu bahagia, meski dengan orang lain, meski hati ini teriris, meski setiap mengingatmu aku meneteskan air mata…. Aku kuat, aku sudah dewasa, aku bukan anak kecil lagi yang selalu ingin mendapatkan apa yang aku suka, aku juga harus bisa memahami perasaan orang lain.. Dengan bertambahnya usia aku ingin semua kenangan itu terkubur dalam-dalam… I miss u Dany Affandi :*
*Sedikit menulis perasaanku, semoga dya tak membaca blogku :D
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar