Transylvania
adalah daerah provinsi yang terletak di Negara Rumania, Eropa Timur. Kota ini
menjadi salah satu dedengkot cerita misteri dunia. Dari kota inilah sebuah
mitos muncul bukan hanya milik kolektif masyarakat setempat, melainkan menjalar
ke seluruh penjuru dunia. Siapa yang tidak kenal dengan Drakula, sosok vampir
yang selalu haus darah. Konon Drakula berasal dari Transylvania.
Konon
Drakula berkisah tentang seseorang makhluk pengisap darah yang menghantui kota.
Dia adalah mayat hidup yang berkeliaran di malam hari guna mencari mangsa.
Konon, hanya satu yang ditakutinya, tidak lain tidak bukan adalah bawang putih.
Dia tidak akanberani mendekat jika calon korbannya membawa bawang putih.
Entah benar, entah tidaksosok Drakula bukan hanya hidup di mitos, melainkan
juga di sejarah. Rumania mencatat sejarah nama Drakula dengan tinta merah.
Tidak ada yang patut dibanggakan dari tokoh ini. Kenyataannya justru sejarah
seperti ingin melupakan dan menghapusnya. Lebih mengenakkan jika mengingat nama
Drakula dalam cerita mitos daripada sejarah. Semua itu tentu ada alasanny.
Vlad
Tepes (Dracula)
|
Nama
asli Drakula adalah Vlad Tepes, lahir bulan Desember 1431 di benteng
Sighisoara, Transylvania, Rumania atau dikenal dengan Wallachia. Vlad Tepes
adalahanak dari Basarab (Vlad II) yang terkenal dengan sebutan Vlad Dracul.
Sebutan ini diperoleh karena keanggotaannya dalam orde naga. "Dracul"
dalam bahasa Rumania berarti naga, sedangkan "ulea" artinya anak
dari. Jadi, Tepes dipanggil dengan nama Draculea atau Dracula yang berarti anak
dari sang naga.
Vlad
II adalah seorang panglima militer. Sementara istrinya, Cneajna seorang
bangsawan dari kerajaan Moldovia. Ketika berumur 11 tahun, Draculea dan
adiknya, Radu dikirim ke Turki sebagai jaminan kesetiaan Vlad kepada kerajaan
Turki Utsmani. Vlad IIberutang budi kepada Turki Utsmani karena telah
membantunya merebut tahta Wallachia dari rivalnya, Janos Hunyadi.
Semenjak
kecil Dracula bukan tipe anak manis. Dia kerap mencuri-curi waktu menonton
adegan eksekusi mati dan menyiksa binatang sampai mati. Semakin hari bakat
psikopatnya semakin terlihat. Dia merasa senang dan puas melihat mayat-mayat
tanpa kepala dipancang di alun-alun kota. Hingga pada suatu ketika di Wallachia
terjadi gonjang-ganjing politik. Konflik tersebut berujung pada kematian Vlad
II dan Mirchea, kakak Dracula, pada 1448 M. Akhirnya Sultan Muhammad II (di
Eropa disebut Sultan Mehmed II) mengirimkan Dracula untuk merebut Wallachia
kembali dari tangan Janos Hunyadi, sang pemimpin kudeta. Selama berada di
Turki, Dracula memang memanfaatkan semua kesempatan yang dia miliki terutama
untuk belajar seni berperang. Turki memperlakukan Dracula dengan sangat baik.
Dracula tumbuh menjadi pemuda yang cakap dalam berperang. Akhirnya, dengan
bantuan 8000 prajurit Turki Utsmani, Dracula berhasil merebut tahta Wallachia.
Namun, dari sinilah kejahatannya dimulai. Dracula tidak hanya berkhianat pada
Turki, melainkan jaga pada pasukannya. Sama sekali Dracula bukan sosok pemimpin
yang baik. Tidak ada satupun kebaikan yang bersemayam di dadanya.
Dua
bulan berselang Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia. Akan tetapi,
Dracula kembali berkuasa tahun 1456 hingga 1462. Pada masa penerintahannya,
Wallachia benar-benar menjadi nerakauntuk orang-orang yang tidak disukai
Dracula terutama umat muslim. Julukannya adalah Vlad The Impaler atau Vlad Si
Penyula. Dijuluki sebagai penyula karena seringanya dia membunuh dan menyiksa
orang-orang dengan cara menyula. Cara ini sangat biadab, orang yang masih hidup
ditusuk dengan kayu kira-kira sebesar lengan orang dewasa, kayu itu
diruncingkan di bagian ujungnya lalu ditusukkan dari (maaf) pantat ke perut,
menembus kerongkongan lalu ke kepala. kemudian orang yang malang itu dipancangkan
di tengah lapangan dan mati perlahan-lahan sambil merasakan rasa sakit yang
luar biasa. Korban keganasan Dracula ini tidak hanya terjadi pada tawanan
perang, tetapi juga pada perempuan, anak-anak, bahkan bayi.
Pada
suatu ketika, Dracula pernah mengumpulkan bangsawan dari tuan tanah dalam
sebuah jamuan makan. Setelah jamuan tersebut selesai, dia memerintahkan agar
semua yang hadir ditangkap. Dia mengincar orang-orang yang terlibat dalam
pembunuhan ayah dan kakaknya. Orang-orang malang itu disiksa dan disula. Tidak
hanya itu, Dracula membakar hidup-hidup 400 pelajar Turki yang tengah belajar
di Wallachia. Mereka ditangkapi, ditelanjangi, dan diarak keliling kota.
Setelah itu mereka dikumpulkan dalam sebuah ruangan dan dibakar hidup-hidup.
Aksi biadab
lainnya adalah pembakaran para petani dan fakir miskin yang diundang dalam
jamuan makan malam. Ternyata semua itu adalah tipu muslihat. Pada jamuan itu
mereka dikumpulkan dalam suatu ruangan, dikunci dari luar, dan ruangan itu
dibakar. Orang-orang yang berada di dalamnya habis terpanggang. Keganasan
Dracula pada Turki dan Islam semakin menjadi-jadi. Untuk menyambut hari
peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi
para pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu singkat terkumpullah 30
ribu pedagang Turki beserta keluarganya. Apa yang dilakukan Dracula pada
mereka? Tawanan-tawanan itu ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan
penyulaan. Mereka satu per satu menjemput ajal di tiang sula.
Tidak
hanya kejam, Dracula juga licik. Dia memerintahkan meracuni sungai Danube. Ini
adalah taktik untuk melumpuhkan pasukan Turki Utsmani yang membangun kubu
pertahanan di selatan sungai Danube. Akhirnya, kerajaan Turki tidak tinggal
diam. Pada 1462, Sultan Muhammad II mengirimkan 60 ribu pasukan untuk menangkap
Dracula, hidup atau mati. Mengetahui rencana tersebut, Dracula menyiapkan
skenario penyambutan yang paling kejam. Dia memerintahkan prajuritnya untuk
memburu seluruh umat Islam yang tersisa di wilayahnya. Terkumpullah 20 ribu
tawanan. Mereka ditelanjangi dan digiring menuju tepi sungai Danube. Ini adalah
cara penyambutan khas yang memperlihatkan siapa Dracula sebenarnya. Sebanyak 20
ribu tawanan disula. Mayat-mayat tersula tersebut dipancangkan di kiri dan
kanan jalan yang membentang sejauh 10 kilometer.
Pemandangan
yang memuakkan tersebut sempat menciutkan nyali para pasukan muslim Turki
Utsmani. Meskipun demikian, pasukan Dracula berhasil dipukul mundur. Sayangnya,
Dracula berhasil melarikan diri ke Hungaria melalui lorong rahasia. Hingga
tahun 1475 Wallachia dikuasai Kerajaan Turki Utsmani. Pada rentang waktu itu,
Turki berusaha memperbaiki kondisi Wallachia. Mereka berusaha menghapus trauma
para penduduknya atas kekejaman Dracula. Namun sepertinya nasib baik belum menaungi
Wallachia, Dracula kembali datang dengan disokong pasukan pasukan tentara salib
dari Transylvania dan Moldovia. Akhirnya, Dracula tewas dalam pertempuran
melawan pasukan Turki pimpinan Sultan Muhammad II di tepi danau Snagov pada
1476.
Kisah
kekejaman Dracula terekam dalam buku berjudul 'Dracula, Pembantai Umat Islam
dalam Perang Salib' karya Hyphatia Cneajna. korban Hyphatia memperkirakan
korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 umat Muslim. Korban-korbannya dibunuh
dengan cara-cara yang sangat kejam, ada yang dibakar hidup-hidup, dipaku
kepalanya, atau disula.
Sepeniggal
Dracula dari abad ke abad kisah kekejamannya entah sengaja atau tidak mulai
terkaburkan. Pada 1897, terbit sebuah novel yang mengisahkan kehidupan Dracula.
Novel tersebut berjudul 'Dracula' yang mengisahkan seorang pangeran Wallachia
bertarung melawan serbuan Kerajaan Turki Utsmani atas wilayahnya (pada periode
akhir perang salib). Novel lainnya yang hampir serupa ditulis oleh Elizabeth
Kostova berjudul The Historian. Novel ini bergenre novel sejarah. Sebelum
menulis The Historian, Kostova terlebih dahulu melakukan riset selama 10 tahun.
Beberapa film pun mengangkat kisah kehidupan Dracula. Beberapa di antaranya
adalah Dracula's Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoorof of Dracula
(1958), Nosferatu (1922). Legenda Dracula terus hidup dari masa ke masa. Pada
perkembangannya ada sebagian yang mengkultuskan Dracula sebagai seorang
pahlawan.
Pahlawan?
Pantaskah drakula disebut pahlawan? -_-” sebutan manusia saja tak pantas
sepertinya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar